Memiliki rival adalah hal yang biasa. Begitu banyak karakter Anda temui
setiap hari. Ada yang bisa menguatkan, namun banyak yang mencoba
menjatuhkan. Bukan kejam, namun hukum bersaing tak akan pernah pudar.
Mungkin
saat ini Anda bertemu seseorang yang menjengkelkan di kantor. Dengan segala sikap dan reputasinya mencoba menekan Anda. Menjauhkan
Anda dari pujian. Memojokkan Anda agar dicela.
Bukan tidak
mungkin hal itu terjadi. Gosip-gosip mulai ditebarkan agar Anda terjerat
jaringnya. Kasak kusuk dihembuskan agar Anda merasa gerah dan marah.
Tenang
saja....jangan emosi dulu. Hal itu tak akan bertahan lama. Biarkan
nyala lilin kecil di dalam hati Anda menerangi kedamaian di dalam diri.
Jangan biarkan apinya membesar dan membakar hati Anda yang damai.
Manusia
bagaikan terbuat dari gelas-gelas kaca. Ketika matahari santer
bersinar, ia akan bercahaya. Namun ketika kegelapan datang, dan tak ada
sinar lain apa yang akan menyinarinya? Tidak ada. Karena sinar itu akan
terpancar dari hatinya. Jika saja, hati yang dimiliki masih ada lilin
kecil yang tak padam dan tak berkobar.- agatha yunita @kapanlagi
"People are like stained-glass windows.
They sparkle and shine when the sun is out,
but when the darkness sets in,
their true beauty is revealed only if there is a light from within."
-Elizabeth Kubler-
Recent song played : Reflection - Christina Aguilera.
Beberapa orang mungkin terlahir dengan membawa keberuntungan, sedangkan
dalam kenyataannya, semua itu hanya dijadikan sebagai alasan untuk
bermalas-malasan, daripada digunakan untuk menentukan arah takdir kita.
Namun, bagaimana jika Anda bukan salah satu 'yang terpilih' dengan
keberuntungan itu?
Sebenarnya menurut beberapa psikolog kita mampu menciptakan
keberuntungan kita sendiri. "Keberuntungan tergantung pada bagaimana
Anda menyikapi hidup, dengan melihat usaha apa yang telah Anda
sumbangkan bagi lingkungan sekitar Anda dan bagaimana Anda menyikapi
masalah," jelas Carol Sansone,Ph.D, Profesor psikologi di Universitas
Utah. Keberuntungan sebenarnya adalah hasil dari persepsi, karakter diri
sendiri, pilihan dan tindakan kita. Semua itu ada di bawah kendali
kita.
Pertimbangan keberuntungan Anda
Ingin
mencapai keberuntungan Anda? Sebenarnya ini sama mudahnya dengan
mengubah perilaku Anda. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang-orang
yang menganggap dirinya beruntung cenderung -meramalkan dirinya
sendiri. Hal itu dikarenakan orang-orang yang berpikir positif biasanya
memperhatikan kesempatan, dan mereka akan langsung menyambar kesempatan
begitu datang.
Jangan terlalu fokus
Orang -orang
yang kurang fleksibel cenderung melewatkan kesempatan karena terlalu
fokus pada satu hal. Seorang Profesor Psikologi, Alizabeth Nutt
Williams, Ph.D menyatakan bahwa mengeksplorasi kesempatan-kesempatan
yang tak terlihat akan mengarahkan Anda ke dalam hasil yang berbeda dan
tidak tak terduga, dan terkadang lebih baik untuk waktu yang lama.
Jangan takut mengambil resiko
Jika
Anda ingin meraih keberuntungan Anda, maka ambil lebih banyak
kesempatan, membangun hubungan dengan orang lain, dan berani menawarkan
diri untuk menjadi pemimpin. Anda bisa meraih semua itu dengan percaya
bahwa Anda dapat menyelesaikan apapun yang Anda kerjakan, walaupun penuh
dengan resiko.
Buang semua kegagalan
Bagaimana
jika banyak kritik menyerbu Anda dan promosi pekerjaan yang tak pernah
Anda dapatkan? Anda mungkin saja akan langsung menyerah atau mengubah
ulang tujuan Anda. Jangan pernah memikirkan hal itu ! Jika sesuatu tidak
berjalan sesuai dengan rencana, maka Anda harus cepat memikirkan
rencana selanjutnya. Orang-orang sukses tidak akan berhenti hanya karena
hal-hal negatif terjadi dan rintangan menghadang. Mereka akan mengambil
kesempatan lain di lain kesempatan.
Ubah hal-hal yang biasa
Berpalinglah,
perubahan itu bagus. Orang yang easygoing - biarkan hidup mengalir saja
dan senang hati menjalankan rutinitas sehari-hari, akan membuka diri
seluas-luasnya untuk mengambil kesempatan dan menjumpai sesuatu yang
datang begitu saja.
Percayalah pada diri sendiri bahwa keberuntungan itu datang dari usaha Anda dan tidak datang begitu saja.
"Life is like the dice that, falling, still show a different face. So
life, though it remains the same, is always presenting different
aspects. - Alexis"
Tentu saja, pernyataan ini tidak masuk akal
setelah apa yang ia alami setahun belakang ini – albumnya, 21, sukses
memperoleh banyak penghargaan.
Ia menjelaskan lebih jauh.
“Penyanyi favorit saya ialah Etta James dan Aretha Franklin. Jika Anda
melihat kata ‘singer’ di dalam kamus, Anda akan melihat nama mereka.
Bukan nama saya,” ujarnya.
Meski ia rendah hati, sangat besar
kemungkinan bahwa 30 tahun lagi orang akan membicarakan Adele sebagai
legenda. Liriknya yang emosional dan vokal yang sangat powerful mampu
melampaui tren dan memberikan kekuatan pada musiknya untuk tetap
disukai. Belum lagi fakta bahwa ia menulis sendiri semua materi lagu dan
topik favoritnya – patah hati – yang langsung mengena di hati
pendengarnya. Jika Anda pernah mengalami kisah percintaan yang berakhir
dengan sangat menyedihkan, Anda pasti tahu apa yang ia rasakan.
Wanita
ini memang mampu masuk ke hati Anda yang terdalam dan sangat emosional
ketika ia sedang bernyanyi, namun cukup menyenangkan mengetahui bahwa
dirinya tidak selalu seserius itu – Adele berbicara dengan cepat,
tertawa dengan lantang, dan mengucapkan kata f**k lebih sering
dibandingkan kombinasi Lil Wayne dan Eminem!
“Ugh, pasti banyak
yang berpikir saya ini sangat pemurung,” ujarnya. “Tapi saya sama sekali
tidak seperti itu. Sebenarnya saya cukup fun dan bahagia hampir setiap
waktu.” Mungkin ini karena belakangan ini ia sangat terbuka sehingga
tidak ada keraguan untuk mendiskusikan mengenai masa lalu yang baik dan
buruk. Adele menceritakan semuanya kepada Cosmo.
Right Start
Wanita
yang dibesarkan di London ini tahu bahwa dirinya ingin menjadi penyanyi
profesional sejak umur 12 tahun. “Kami sedang menonton The X Factor,
dan keluarga saya akan mengatakan bahwa saya harus mengikuti acara
tersebut,” ingatnya, sembari merapikan poncho Stella McCartney yang ia
kenakan di atas legging hitam. “Namun kemudian Anda melihat orangtua di
show tersebut berkata ‘Anak saya adalah the next Mariah Carey’ lalu
anaknya hanya akan menjadi sampah. Jadi saya berpikir, ‘Kalian hanya
ingin saya dipermalukan dan ditertawakan!’”
Penyanyi bernama
lengkap Adele Laurie Blue Adkins ini pun memutuskan untuk memilih The
BRIT School, a performing-art high school. Pada tahun pertamanya,
seorang alumni sukses menjadi hit dan membuat passion-nya dalam
bernyanyi semakin besar. “Tahun itu, Amy Winehouse muncul dengan album
pertamanya. Luar biasa, ini menjadi salah satu favorit saya,” ujarnya.
Setelah kelulusan, ia berencana untuk melanjutkan kuliah. Namun
sementara Adele mempersiapkan diri untuk ujian akhir dan merencanakan
pesta ulang tahun yang ke-18, ada pihak record label yang
menghubunginya. “Seorang teman membuat akun Myspace dengan beberapa lagu
yang saya buat di dalamnya,” katanya.
“Pria ini mengirimkan
email dan berujar bahwa ia bekerja pada sebuah record label dan ingin
bertemu. Saya pikir ia hanya orang iseng, jadi saya membalas, ‘Jangan
ganggu, saya sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun.’ Ia bertanya
apakah saya sudah dikontrak oleh pihak lain, saya bilang tidak dan bahwa
ia dapat menghubungi saya beberapa minggu lagi setelah saya
menyelesaikan sekolah.”
Ternyata orang tersebut bekerja untuk XL
Recordings, label yang memegang Radiohead dan M.I.A. Namun Adele tidak
tahu mengenai hal ini ketika ia setuju bertemu dengannya. “Sebelum pergi
bertemu, saya mencari nama pria ini di Google dan baru mengetahui siapa
saja yang ia representasikan. Saya sangat terkejut!” ungkapnya. “Kami
bertemu, ia menyukai apa yang saya punya dan memberikan kontrak. Saya
merasa tidak enak menceritakan hal ini, karena kisahnya memang semudah
itu.”
Jadi bukannya pindah kota untuk kuliah, Adele mulai menulis
musik untuk album pertamanya. “Saya punya beberapa lagu yang sudah siap
sebelumnya, seperti Hometown Glory, yang saya tulis saat berumur 16
tahun. Ini mengenai perasaan sedih bila harus meninggalkan London untuk
kuliah,” ceritanya. “Saya selalu suka menulis lagu. Namun ketika saya
berada dalam situasi di mana saya harus menulis, saya jadi bingung dan
tidak dapat menghasilkan apapun. Saya sangat gugup karena saya pikir
label akan beranggapan bahwa saya belum siap.” Kemudian Adele bertemu
dengan seorang pria.
Falling Fast and Hard
“Itu
adalah kisah cinta pertama saya. Ia berselingkuh dan saya merasa
hancur,” katanya. “Saya masih remaja, dan itu hanya sebuah hubungan yang
sementara. Namun seketika, saya punya sesuatu untuk ditulis.” Album 19
(umur saat ia membuat album ini), dirilis pada bulan Januari 2008.
Tak lama, single Chasing Pavements miliknya diputar berulang kali di
radio, dan mulai banyak bintang yang membicarakan dirinya, termasuk
Beyonce. Ia memperoleh banyak komentar positif dari album pertamanya,
sampai dinominasikan untuk Best New Artist di Grammys...dan ia menang!
Setelah itu, ia kembali ke London dan meminta waktu istirahat selama
enam bulan. Dalam waktu ini, ia bertemu dengan kekasih berikutnya.
“Hubungan ini lebih parah dari sebelumnya,” katanya. “Pada akhirnya
hubungan kami menjadi tragis, dan kami putus. Saya baik-baik saja
tanpanya, tapi saya tidak mau tidak bersamanya, saya masih
menyayanginya.”
Satu hari setelah berakhirnya hubungan mereka, ia
pergi ke studio rekaman dan menulis lagu Rolling in the Deep. “Kami
bertengkar hebat malam sebelumnya. Ia mengejek dengan mengatakan hal
seperti: hidup saya akan berantakan tanpanya. Dan ia menyebut saya
needy, membuat saya kaget. I’ve never been needy,” ceritanya, tampak
sedikit memanas. “Keesokan harinya, saya pergi ke studio Paul Epworth
dan saya menyanyikan versi pertama dari lagu tersebut. Di penghujung
hari, kami menyelesaikan lagu tersebut. That was my ‘Bitch!’ moment.”
Paul
Epworth – an award winning producer – mengingat hari tersebut. “Ia
mengeluarkan tenaga 150 persen,” ujarnya. “Anda bisa lihat itu menjadi
luapan emosi yang besar darinya.”
Dengan demikian, Adele resmi
memulai pembuatan album keduanya, 21. ia membuat beberapa lagu lain
mengenai patah hati, seperti Set Fire to the Rain dan Turning Tables.
Namun tidak ada lagu yang mampu mengalahkan Someone Like You. Di mana ia
mengutarakan bahwa pria tersebut telah move on dan bersama wanita lain.
“Bahkan sekarang, saya masih emosional saat membawakan lagu tersebut,”
ujarnya. “Sangat menakutkan, karena ini merupakan perasaan jujur yang
saya tuliskan. Saya tidak yakin dapat menulis lagu yang lebih baik dari
itu. I think that’ll be my song, you know?”
Healing Her Heartbreak
Meski
terbuka dalam lagu-lagunya, ia mengaku tidak selalu mudah baginya dalam
situasi yang personal. Ia mampu menuangkan isi hati pada stadium yang
dipenuhi oleh orang yang tidak ia kenal. Tapi di depan pria yang
disukai, ia akan terdiam. “Sulit bagi saya untuk mengungkapkan
perasaan,” katanya.
Jadi, apa ia siap untuk melangkah maju dan
mencari pria baru yang akan mendengarkan ungkapan cintanya? “Untuk saat
ini, hanya ada saya dan Louie,” ujarnya, merujuk pada anjing
peliharaannya, seekor dachshund.
Sebagian dari itu mungkin disebabkan ia belum sepenuhnya mampu melupakan
kisah cintanya yang terakhir. “It’s bittersweat. Karena saya tidak akan
menyerahkan kesuksesan saya saat ini untuk apapun. Namun di saat yang
sama, saya akan melakukan apapun untuk dapat bersamanya,” ceritanya. “I
miss him, I do. Dan berat rasanya menyanyikan semua lagu tersebut karena
itu mengingatkan saya akan betapa brilliant kami bersama saat hubungan
kami baik, dan betapa tragis hal tersebut di situasi sebaliknya.”
Ia
mungkin belum siap untuk menjalin hubungan dalam waktu dekat, tapi ia
tahu apa yang ia inginkan. “Pertama, saya butuh seseorang yang mampu
membuat saya tertawa,” katanya. “Dan berikutnya, saya tidak akan semudah
itu memberikan waktu saya. Dulu saya kerap meninggalkan suatu tempat
lebih cepat untuk bertemu dengannya, atau membatalkan rencana agar saya
dapat sampai di rumah bersamaan dengannya. Ini tidak sehat, dan saya
tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi.”
Tinggalkan masa
lalu, karena Adele berharap yang terbaik untuk hubungannya yang akan
datang. “Suatu saat saya ingin menikah. Namun pria tersebut harus mau
menandatangani prenup,” ucapnya. “Can you imagine?!”
Tak lama ia
berdiri, dan mengatakan pada Cosmo bahwa ia harus segera meeting. Namun
sesuatu terlintas di pikirannya. “God! Jika saya menemukan kebahagiaan
tersebut, apa yang akan saya tulis?” ujarnya sembari bercanda. “No. No. I
really want my next album to be happy and fun.” (Cosmo/bee)
Source: Cosmopolitan Edisi Desember 2011, Halaman 50
When will I see you again?
You left with no goodbye, not a single word was said,
No final kiss to seal any seams,
I had no idea of the state we were in,
I know I have a fickle heart and bitterness,
And a wandering eye, and a heaviness in my head,
But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,
When was the last time you thought of me?
Or have you completely erased me from your memory?
I often think about where I went wrong,
The more I do, the less I know,
But I know I have a fickle heart and bitterness,
And a wandering eye, and a heaviness in my head,
But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,
Gave you the space so you could breathe,
I kept my distance so you would be free,
And hope that you find the missing piece,
To bring you back to me,
Why don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,